Tampilkan postingan dengan label Jalan-Jalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jalan-Jalan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 April 2014

Pantai Alue Naga, Sekali ke Sini Pasti Ingin Kembali

21.49 Posted by muhammad hamzah 17 comments
Banda Aceh merupakan pusat pemerintahan Provinsi Aceh. Kota ini terletak di ujung utara pulau sumatera. Letaknya yang berada di pesisir ini membuat Banda Aceh dijuluki sebagai "Kota Panas", ya karena memang udara di kota ini terasa lumayan panas pada siang hari. Letak yang di Pesisir ini juga membuat Kota Banda Aceh memiliki banyak pantai yang sangat indah, bahkan banyak pantai di Aceh sudah terkenal di Indonesia.

Pantai Alue Naga merupakan salah satu pantai yang ada di Banda Aceh. Pantai ini berada di Kecamatan Syiah Kuala, kurang lebih 7 KM dari pusat kota, jika mengendarai kendaraan bermotor pantai ini dapat ditempuh selama kurang lebih 15 menit perjalanan dari pusat kota. Perjalanan menuju pantai ini menyusuri tepian sungai dengan jalan yang beraspal. Sepanjang perjalanan kita bisa menikmati indahnya tanaman mangrove dan pohon cemara yang tertata rapi. Ada juga kapal-kapal nelayan yang sedang melabuh dan tersusun rapi di tepi muara sungai itu.

Letak Pantai Alue Naga
Kalau kita kaji dari namanya, Alue Naga terdiri dari kata Alue dan Naga. Dalam bahasa Aceh Alue memiliki arti Alur (muara sungai). Pantai ini memang merupakan tempat bertemunya antara dua jenis air yang berbeda, air laut dan air sungai karena letaknya yang di sebelah muara sungai lamnyong. Dinamai Alue Naga mungkin karena muara sungai di sini dahulunya berkelok-kelok sehingga mirip naga, atau mungkin dahulu pernah ditemukan naga di tempat ini. Itu hanya hipotesis. hehe

Pantai Alue Naga memiliki dua bagian utama yaitu sisi kiri dan sisi kanan dari muara sungai lamnyong karena pantai ini terbelah oleh muara sungai tersebut.
Pantai bagian kiri memiliki garis pantai dan pasir yang lebih luas dan bagian kanan memiliki pasir yang lebih sedikit, di bagian pantai ini banyak diberikan tembok batu untuk menghindari terjangan ombak.

pantai sisi kiri dan kanan tampak dari atas
Pantai Alue Naga mungkin tidak memiliki pasir yang putih, seputih beberapa pantai lainnya yang ada di Aceh. Namun, kita akan merasakan sensasi yang berbeda di pantai ini, terutama pada waktu sore menjelang senja. Pantai ini terkenal juga sebagai "Pantai Galau" di kalangan mahasiswa/i Unsyiah. Dari hasil observasi saya kebanyakan mahasiswa/i yang datang ke pantai ini tujuannya adalah untuk melepaskan kegalauan di dalam hati. hehe... Suasana tentram, damai, dan semilir angin di pantai ini lah yang mungkin dapat membuang semua kegalauan itu. :-)
Eloknya Pantai Alue Naga
Bukan hanya bergalau. Banyak hal bisa kita lakukan di pantai ini. Sore hari menjelang senja akan terlihat anak-anak muda bermain bola di tepi pantai. Saya juga pernah bermain bola di sini. setelah lelah dan berkeringat, kemudian langsung nyebur ke pantai, rasanya segaaar. hehe

Di sepanjang tembok batu buatan kita juga bisa melihat para pemancing yang memainkan kailnya atau kita juga bisa mencoba memancing sendiri, pancingnya bawa masing-masing ya. Memancing di sini memang seru. Ketika saya mencobanya, saat itu adalah pertama sekalinya saya memancing di air laut. Walaupun tak dapat ikan tidak masalah, semuanya terobati dengan suasana semilir dan birunya air pantai ini.

Mancing... Mantab
Pengunjung pantai ini ada juga yang tujuannya sekedar bersantai, berkumpul dan bercengkrama bersama sahabat ataupun keluarganya. Duduk ditepian pantai sambil menikmati makanan ringan dan air kelapa muda, ah segarnya. Makanan dan minuman bisa dibeli di warung dan kios yang ada di dekat pantai. Di sana dijual berbagai aneka makanan dan minuman. Para pengunjung juga sering membawa makanan sendiri.
Selain itu, pantai ini juga sering menjadi lokasi tujuan organisasi-organisasi kampus sebagai lokasi pelatihan, outbond, gathering, dan sebagainya.

Di dekat warung tersebut kita bisa melihat kebun yang ditanami pohon naga. Namun sayang ketika saya ke sini pohonnya belum berbuah. Bagi saya yang sangat jarang melihat pohon ini tentu menjadi pengalaman tersendiri bisa melihat pohon ini dari dekat. Ada sekitar 50 pohon naga yang ditanami dikebun ini.


Hangatnya Sunset Alue Naga
Ada satu hal yang paling spesial dari pantai ini. Bagi anda para pecinta matahari terbenam (sunset) pantai ini adalah surganya pecinta sunset, menurut saya. Saya sering datang ke pantai ini untuk menantikan detik-detik terbenamnya matahari di ufuk barat. Yang perlu diperhatikan, jika ingin menikmati sunset di pantai ini lihat dulu kondisi langit harus benar-benar cerah.

Matahari terbenam di Alue Naga
Memang, di banda Aceh kita bisa menyaksikan detik-detik terbenamnya matahari dari berbagai pantai. Namun, menurut saya lokasi terbaik ada di sini, mungkin karena jarak pandang ke arah barat lebih jauh dan pegunungan yang ada di bagian baratnya tidak terlalu tinggi sehingga tidak menghalangi, namun dapat memberi kesan pemandangan yang lebih indah. Detik detik beralihnya langit dan laut biru menjadi kuning kemerahan sangat sayang sekali untuk dilewati. 
Sunset Alue Naga memang sudah diakui keindahannya. Tak heran jika banyak pengunjung yang datang sudah mempersiapkan kamera untuk mengabadikan momen ini, membuat siluet dari tubuh mereka dibalik sinar matahari dan berfoto.


Ingin Kembali
Beberapa kali sudah saya mengunjungi pantai ini. Mungkin kalau dihitung sudah lebih dari sepuluh kali. Keindahan, susana, dan keakraban yang terbangun ketika pergi bersama sahabat selalu menjadi kerinduan untuk kembali lagi ke sini. Apalagi suasana sunset pantai ini yang begitu hangat semakin membuat selalu teringat.
Buat pembaca yang berada di seputaran Banda Aceh, Aceh, maupun Indonesia, pantai ini recomended banget pokoknya untuk dikunjungi. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan pantai ya. :-)

Berikut ini beberapa foto Alue Naga yang pernah saya abadikan pada waktu yang berbeda-beda.



 



































Artikel ini diikutsertakan pada ajang Banda Aceh Blog Competition 2014, “Charming Banda Aceh, tulis dan perkenalkan Banda Aceh ban sigom donya”

Minggu, 12 Januari 2014

Lhok Seudu, Destinasi Wisata Bukan Kelas Bawah!

07.40 Posted by muhammad hamzah 4 comments
Panorama dari dermaga Lhok Seudu
Sudah pernah ke Lhok Seudu? Atau tahu di mana Lhok Seudu itu?
Jangan-jangan pada gak tau kalau deretan kios penjual ikan asin di pinggir jalan Leupung itu nama daerahnya adalah Lhok Seudu. Hehe
Mengapa saya membuat judul seperti di atas? Begini ceritanya.
Lhok Seudu adalah sebuah Desa Pesisir di Kecamatan Leupung, Aceh Besar. Sebagian besar penduduk di sini bermatapencaharian sebagai nelayan.  Perjalanan menuju Lhok Seudu dari Banda Aceh memakan waktu sekitar 30-45 menit.
Gerbang masuk kawasan Lhok Seudu
Sesampainya di Lhok Seudu kita akan langsung disuguhkan dengan pemandangan deretan kios-kios penjual ikan asin dan gurita kering di sepanjang jalan dekat dermaga nelayan lhok seudu. Bukan hanya itu, hamparan laut terlihat jelas dari pinggir jalannya.


Di  sini saya menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu kios ikan asin untuk membeli beberapa ikan asin. Harga ikan asin di sini cukup lumayan, saya gak tau ini lumayan murah atau lumayan mahal hehe.. untuk membeli ikan asin tenggiri ukuran besar saya harus merogoh kocek sebesar 75.000 rupiah. Tapi masih bisa ditawar kok... akhirnya saya dapat Rp 60.000. Kemudian untuk satu bambu teri nasi ukuran besar , dapat dibeli dengan harga Rp 80.000. Kalau gurita kering harganya Rp 80.000-100.000 tergantung ukurannya. Bukan hanya sekedar membeli, saya juga sempat berbincang-bincang dengan ibu penjualnya. Ibunya ramah dan welcome banget.
Bareng ibu penjual gurita kering
Selesai membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang ke kampung halaman, saya melanjutkan perjalanan menuju dermaga kapal nelayan. Di sini yang pertama sekali saya rasakan adalah gimana ya bilangnya, susah diungkapkan dengan kata-kata. Pokoknya adeeeem. Hehe bagaimana tidak, air laut di dermaga ini sangat tenang, semilir angin berpadu dengan hijaunya pegunungan di sekeliling teluk ini menciptakan harmonisasi tersendiri di dalam diri. Apalagi ikan-ikan yang menari-nari seperti tak sadar akan kehadiran kami juga melengkapi teduhnya kunjungan ke dermaga ini. :-D


Puas menikmati keteduhan di dermaga, kami menuju mushala untuk shalat dzuhur, kemudian lanjut ke tempat-tempat yang lainnya. Ada sisa atap masjid yang masih ada di dekat dengan dermaga dan jalan di tepi laut yang hancur diterpa ombak tsunami. Kondisi sisa atap masjid ini memang tidak dirawat, di dalamnya juga ditumbuhi pohon kelapa. Sedangkan jalan hancur yang di tepi laut ini sepertinya memang dibiarkan saja untuk mengingatkan betapa dahsyatnya ombak tsunami 2004 silam.
Dermaga untuk melihat ikan

Jalan yang hancur dihantam ombak tsunami

Bagian atap masjid sisa tsunami

Tak ingat berapa lama kami berdiam di tepi dermaga lhok seudu. Belum puas bersantai di Lhok Seudu, kami melanjutkan perjalanan keeeeeeeeee yap! Mie Leupung! Gak lengkap rasanya ke Leupung kalo gak makan Mie Aceh khas Leupung yang fenomenal itu. Perjalanan kami hari itu pun berakhir di sini.
Banyak sekali manfaat yang saya dapat dari perjalanan ini. Bukan hanya sekedar berwisata, akan tetapi saya mendapatkan sesuatu yang lebih. Mau tau? Datang aja sendiri. :-D
Mie Aceh khas Leupung
 (*ini mie biasa, ga pake udang, daging, kepiting, dsb)
Harganya Rp 8.000 :-D
Harapan saya agar Lhok Seudu ini bisa dikelola oleh pemerintah setempat sebagai salah satu objek wisata unggulan Aceh Besar karena kawasan ini memiliki potensi yang sangat besar.
Kembali ke judul, walaupun kawasan ini belum dikelola oleh pemerintah sebagai objek wisata unggulan, belum banyak masyarakat yang khusus datang ke sini untuk berwisata, namun kawasan ini memiliki pesona yang sangat luar bisa menurut saya. Maka Lhok Seudu adalah Destinasi Wisata Bukan Kelas Bawah! :-)
Salam!
(Muhammad Hamzah)


Rabu, 08 Januari 2014

Trip To Pulau Weh, Sabang

06.34 Posted by muhammad hamzah 1 comment
Suatu pagi di Pulau Weh
Lahir dan besar di tanah rencong rasanya belum sah jika saya belum menginjakkan kaki di kilometer NOL Indonesia. Ya walaupun kenyatannya saya memang belum pernah ke tugu kilometer NOL Indonesia di Pulau Weh. Hehe... Akan tetapi menjadi suatu cerita seru bagi saya jika mengingat-ingat pertama sekali saya pergi ke Sabang Februari 2013 silam.
Sebenarnya keberangkatan ini tidak terlalu direncanakan karena tiba-tiba diajak oleh teman-teman pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FK Unsyiah periode 2012. Jadi kegiatan ini semacam perpisahan kepengurusan gitu.
Usai berkemas, membawa perlengkapan seperlunya saya menuju Pelabuhan Ule Lheue. sampai di sana teman-teman yang lain sudah pada nunggu. beberapa lama kemudian kami pun masuk ke dalam kapal dan perjalanan pun dimulai! :-)
Perjalanan menuju Sabang sekitar 45 menit menggunakan kapal cepat.

Sampai di Sabang, kami menyewa satu unit mobi jenis L300, walau sederhana tapi muat lah untuk kami semua. Malah perjalanan kami jadi lebih seru. 
Tujuan pertama kami adalah Air Terjun Pria Laot. Untuk mencapai lokasi ini kita harus berjalan kaki masuk ke dalam hutan sekitar 1 km dari pinggir jalan, tepatnya persis di depan menara pompa air Sabang. Perjalanan menuju lokasinya sangat seru! Jalanan yang berbatu dan harus menyebrangi sungai membuat rasa penasaran bagaimana sih wujud dari objek yang sedang kami cari ini. Oya, jangan lupa pakai sepatu kalau nak ke sini, hati-hati dengan kakimu. Hehe



Sekitar 10 menit berjalan akhirnya tiba lah kami di tempat tujuan! Ya, seperti biasa langsung foto-foto haha... Akan tetapi sebelum kedatangan kami di lokasi, kota Sabang diguyur hujan sehingga airnya agak keruh. Gak pa pa dah, yang penting kebersamaannya dapet banget! :-)
Puas memanjakan diri di Air Terjun Pria Laot, kami menuju Pantai Iboih untuk Snorkeling di Pulau Rubiah. Waaaah... ini yang paling saya tunggu-tunggu. Maklum pertama kali ke Sabang. Sesampainya di Iboih kami langsung memesan atribut snorkeling kemudian menju Pulau Rubiah.
Untuk menuju Pulau Rubiah, kami menyewa perahu motor. Dari perahu ini kita juga bisa melihat ikan di dasar air melalui kaca di tengah-tengah perahu tersebut.

Abis snorkeling, mata pun ga sanggup lagi terbuka haha
Rubiah.... Keren banget tempatnya! Airnya jernih, karangnya bagus, ikannya cantik-cantik. Rasanya gak mau naik lagi, mau di air aja bareng ikan. hehe
Puas-puas snorkeling kami pun menuju penginapan untuk melanjutkan pertualangan esok harinya.
Malam harinya perjalanan sangat panjang, panjang sepanjang jalanan kota sabang. Iya, jalan kaki muter-muter nyari sate gurita ga dapat. hehe next tme kalau pergi lagi harus dapat nih. :-)
Pantai Kasih di malam hari
Jangan tanya kenapa :-)
Ya tapi tak apa lah. setidaknya kami masih diberi kesempatan oleh Allah swt untuk menikmati bakso dan juga menikmati semilir angin malam di pantai kasih sambil ngobrol-ngobrol seputar kampus, sampai jam 1 malam. :-O

Perjalanan keesokan harinya gak kalah seru (walau bukan ke kilometer NOL Indonesia) hehe. Destinasi kami adalah Benteng Jepang dan Pantai Sumur Tiga. Tempatnya sangat keren. Untuk menuju pantai sumur tiga dari jalan tempat kami memarkirkan kendaraan harus menuruni bukit. Dari atas bukit pantai ini sangat indah terlihatnya, pohon-pohon kelapa berbaris rapi di antara penginapan-penginapan, hamparan laut luas membiru juga terlihat jelas dari sini.
Puas narsis dan nyantai di Pantai Sumur Tiga, kami menuju Benteng Jepang. Bagi saya pergi ke situs ini menjadi keistimewaan tersendiri. Di sini sampai-sampai saya membayangkan bagaimana pertempuran pada masa penjajahan dahulu kala. :-)
Meriam di Benteng Jepang
Bagian depan Benteng Jepang
Panorama di samping benteng
Nyantai di Pantai Sumur Tiga
Maklum ya... masih pada dibawah 18 tahun semua ini. :-D
Perjalanan di Pulau Weh pun harus berakhir pada hari ini juga. huhu (masih belum ke kilometer NOL Indonesia juga). Sebelum Pulang kami menyempatkan membeli oleh-oleh khas Sabang, ada kaos, pin, gantungan kunci, salak sabang, bakpia sababg, dsb.
Walaupun Cuma 2 hari kurang jalan-jalan di sabang saya merasa sangat puas. Tapi belum puas-puas banget karena belum ngerasai diving, apalagi belum menginjakkan kaki di Tugu Kilometer NOL Indonesia. Hiks! hehe :-D
Next Time kita pergi lagi ke Sabang, yang lamaaa di Sabangnya.

Selasa, 07 Januari 2014

Seru-Seruan di Pasir Putih

16.47 Posted by muhammad hamzah No comments
Pantai Pasir Putih, Aceh Besar
Membahas pantai yang ada di Aceh memang tidak akan ada habisnya. Jika anda menginginkan suasana pantai yang berbeda, Pasir Putih lah tempatnya.
Pantai  Pasir Putih adalah pantai yang terdapat di Kabupaten Aceh Besar di daerah melewati Krueng Raya. Perjalanan menuju pantai ini dari Ibu Kota Provinsi Aceh terbilang relatif jauh, sekitar satu jam perjalanan. Pantai ini berbeda dari pantai-pantai yang lainnya. selain karena pasirnya yang putih, suasana di pantai ini tidak terlalu ramai. Suasana yang tidak terlalu ramai tersebut sangat cocok bagi anda yang menginginkan wisata yang tenang. Kalau hobi foto di alam terbuka tapi malu diliat orang ramai, pantai ini adalah pilihan yang tempat. hehe

Bangun Persahabatan Selalu

Sambil menikmati es kelapa, musik, dan ombak. PAS

Shalat jangan lupa ^^
  
Motif pohonnya itu loh 

Bareng teman-teman Kedokteran Gigi angkatan 2011

Musik dan pantai turut melengkapi

Kalau lagi galau bisa juga teriak di dalam air. :-)

Kami sudah ke Pasir Putih, kamu? :-)

Senin, 06 Januari 2014

"Sekali ke Medan, Jangan Lupa Pulang"

09.09 Posted by muhammad hamzah No comments
Opening Ceremony Dies Natalis PSMKGI ke-24
"Sekali ke Medan, Jangan Lupa Pulang"
Setelah saya fikir-fikir ternyata slogan ini benar juga. Berkunjung ke Medan, kita akan dimanjakan dengan berbagai objek wisata mulai dari kultur hingga santapan kulinernya. ini yang membuat kita bisa "lupa" untuk pulang ke rumah. :-)

Saya sendiri sudah beberapa kali berkunjung ke Tanah Batak ini. Tapi kali ini saya ingin menulis perjalanan ketika Dies PSMKGI (Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia) ke-24 di FKG USU 25-28 Oktober 2013.

Adapun perjalanan saya di Medan 'versi singkat' seperti ini:
1. Pergi naik pesawat, sampai Kuala Namu naik taksi ke Medan
2. Sampai di Medan di Jemput LO, namanya Fara dan Dara
3. Malam pertama nginap di My Mansion dekat USU, sebelumnya nyantap makanan khas Medan. lupa namanya apa hehe...
4. Hari pertama, 26 Oktober, gak ada jalan-jalan. cuma kegiatan di USU dan yaaa jalan-jalan muter-muter FKG USU.
Pose sikit depan RSGM USU
5. Malam kedua kami ada Medan Night Riding. jadi konsepnya itu para delegasi seluruh Indonesia diarak muter-muter kota Medan Pake Becak Motor. seru abissssss! Kemudian singgah di Istana Maimun dan Makan Nasi Goreng di salah satu pusat kuliner Medan.
6. Hari kedua ada kegiatan-kegiatan Dies, kemudian sorenya muter-muter kota Medan bareng LO, yaitu kak Tia. kemudian beli oleh-oleh khas Medan. Ada lapis legit, Bika Ambon, dsb...
7. Malam ketiga penutupan acara Dies 24 PSMKGI tapi saya malah pulang ke Banda Aceh karena mengejar jadwal ujian. sedihnyee... Besoknya temen-temen dari seluruh Indonesia dibawa ke Danau Toba sama panitianya. Nye to the S to the E to the K nyeseeeek!

Cerita lengkap ngapain aja sih waktu di Dies Natalis ke-24 PSMKGI akan segera saya terbitkan di kolom Aksi-Aksian.

"Sekali Baca Blog Saya, Jangan Lupa Shalat" hehe :-)
Sebelum Medan Night Riding

Minggu, 05 Januari 2014

Sungai Sarah, Bangun Ukhuwah Mu di Sini

21.41 Posted by muhammad hamzah No comments
Landscape Sungai Sarah
Ada yang bilang, ukhuwah itu adalah ikatan jiwa yang melahirkan perasaan kasih sayang, cinta, dan penghormatan yang mendalam terhadap setiap orang. Ada juga yang sama sekali tak tahu kalau ikatan cinta antara ia dan orang-orang di sekelilingnya adalah sebuah ukhuwah.
Bagi saya Ukhuwah itu bagaikan nafas. Ia yang membuat saya terus berdiri, ia yang membuat saya merasa berharga untuk terus berjalan di muka bumi ini. Saya bisa merasa sesak bila sehari saja tidak merasakan kesejukan ukhuwah.
Kami lagi ngapain ya. mungkin latihan disaster management. :v
Ukhuwah    (ukhuwwah)    yang    biasa    diartikan    sebagai  "persaudaraan",  terambil  dari  akar  kata yang pada mulanya berarti "memperhatikan". Makna asal ini  memberi  kesan  bahwa persaudaraan mengharuskan  adanya  perhatian semua pihak yang merasa bersaudara.1 Hmmmm indahnya! ^^
Kali ini saya bukan ingin menulis tentang ukhuwah, akan tetapi tentang di mana kami pernah meluapkan ukhuwah itu. Hehe ^^
Adalah sebuah sungai di kawasan pesisir barat Aceh yaitu Sungai Sarah! Tempatnya adem, sejuk, hijau, pokoknya alami banget dah. Untuk mencapai lokasi wisata ini, membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 35 menit dari Kota Banda Aceh.
Kejernihan dan kesejukan air sungai ini memang sudah dikenal banyak orang. Lokasinya yang masih alami memang sangat cocok untuk tempat kegiatan-kegiatan outdoor seperti outbond dan bakar-bakar, atau hanya sekedar untuk foto-foto.
Bakar-bakar, dimakan waktu masih panas. pas banget dah!
Air sungai ini tidak terlalu dalam, hanya sekitar 1- 2 meter. Sangat pas untuk yang tidak bisa, baru belajar, ataupun yang sudah jago berenang. Berenang disungai sarah hati-hati ya. Kalau sudah nyemplung, susah banget naik ke atas karena keenakan. Hehe tapi bagi yang tidak tahan dingin pikir-pikir dulu kalau mau nyemplung, airnya memang sejuk. Tapi kalau kelamaan bisa menggigil juga. :-v
Dingin-dingin setelah mandi, di tepi sungai sarah ada sebuah pondok yang menjajakan berbagai minuman hangat dan mie rebus. Sluuuurp... pasti manteb banget kalau disantap habis mandi.
Terus lah membangun kebersamaan. :-)
nyelip satu nih foto outbond pas Orbit Asy-Syifaa'

Mereka pun punya ukhuwah :-)

asal jepret :-)

Peace! terus jaga lingkungan. lestarikan untuk anak cucu kita.