Minggu, 05 Januari 2014

Perawatan Invasif Kelainan Jaringan Keras Gigi Non-Karies

23.53 Posted by muhammad hamzah No comments
atrisi pada gigi
Tidak seperti karies, keausan pada gigi merupakan proses irreversible. Manajemen harus mempunyai tujuan untuk mempertahankan gigi fungsional yang nyaman dan penampilan yang baik, untuk itu pencegahan dan pemantauan harus ditekankan untuk tahap awal, menghindari restorasi sampai diperlukan. Restorasi dibutuhkan hanya ketika pasien khawatir terhadap penampilan, atau gigi menjadi sensitif. Atau dokter gigi menjadi khawatir terhadap perubahan fisik seperti perubahan dimensi vertikal oklusal, atau terbukanya pulpa. Jika restorasi ditempatkan ketika keausan masih berlangsung, terutama erosi, restorasi tersebut dapat mempercepat daripada memperlambat laju keausan gigi disekitarnya. Pada kasus lanjut, crown dibutuhkan.

Perawatan Atrisi
Pada atrisi, perawatan tidak perlu dilakukan apabila pembentukan dentin sekunder seimbang dengan terjadinya atrisi. Ketika mahkota sudah aus dan mencapai margin gingiva, gigi tiruan dapat dibuat untuk meningkatkan fungsi.

Perawatan Abrasi
Pada abrasi membutuhkan eliminasi kebiasaan dan restorasi apabila fungsi dan faktor estetik menjadi masalah. Abrasi berhubungan dengan maloklusi yang dapat membutuhkan rehabilitasi oklusal dan evaluasi periodontal secara komplit. Alat night-guard dapat mengurangi abrasi pada pasien yang mempunyai kebiasaan bruxism.

Perawatan Erosi
Area  erosi dapat menjadi sensitif dan harus direstorasi dengan conventional operative procedure.
Dokter gigi mengganti gigi yang erosi dengan material restorasi. Jika erosinya ekstensif, harus dibuat crown.

Perawatan Abfraksi
Restorasi abfraksi membutuhkan kombinasi restorasi kedokteran gigi adhesive dan terapi penyesuaian oklusi. Perawatan restorasi mengisi struktur akar yang terbuka dengan komposit yang dibonding, sementara penyesuaian oklusi mengurangi gaya-gaya lateral yang menyebabkan momen lateral terjadi secara berulang. Tanpa adanya penyesuaian oklusi, akan mengalami kerusakan seperti abfraksi.

Referensi
1 Kidd, et al. Pickard’s Manual of Operative Dentistry. USA: Oxford University Press. 8th ed. 2003. P 27.
2 Eversole, Lewis R. Clinical Outline of Oral Phatotogy. USA: PMPH-USA. 4th ed. 2011. P 574-576
3 Kunnamo. Based Medicine Guidelines. Finland: Duodecaim Medical Publication. 2005. P 256
4 Grippo. Abfractions; A New Clacification of Hard Tissue Lesions of The Teeth. J Esthet Dent 1991. 3(1): 14-19

0 komentar:

Posting Komentar